KODE IKLAN DFP 1 Karakter Tokoh 'Aku' Dalam Puisi 'Aku' Karya Chairil Anwar | kumpulan ilmu dan pengetahuan penting

Karakter Tokoh 'Aku' Dalam Puisi 'Aku' Karya Chairil Anwar

KODE IKLAN 200x200
KODE IKLAN 336x280
Dalam postingan sebelum-sebelumnya, sudah dibahas wacana puisi Aku karya Chairil Anwar. Salah satunya ialah artikel yang berjudul Analisis Makna Puisi 'Aku' Karya Chairil Anwar. Dalam analisis itu, makna yang dibahas ialah makna wacana puisi saya secara keseluruhan.

Bagaimana puisi Aku menjadi tonggak puisi modern Indonesia. Bagaimana proses dan alasan perubahan judul dan larik puisi Aku juga disinggung di situ.

Namun, alasannya ialah hanya membahas makna puisi menurut struktur intrinsiknya, maka tidak dibahas wacana abjad 'aku' yang disebutkan dalam puisi karya Chairil Anwar tersebut. Maka dari itu, dalam goresan pena kali ini, akan dibahas khusus wacana abjad 'Aku' dalam puisi karya Pelopor Angkatan 45 tersebut.

Sebelum membahas abjad tokoh 'Aku' mari kita baca kembali puisinya:

Aku

Kalau hingga waktuku
'Ku mau tak seorang 'kan merayu
Tidak juga kau

Tak perlu sedu sedan itu

Aku ini hewan jalang
Dari kumpulannya terbuang

Biar peluru menembus kulitku
Aku tetap meradang menerjang

Luka dan sanggup kubawa berlari
Berlari

Hingga hilang pedih peri

Dan saya akan lebih tidak peduli
Aku mau hidup seribu tahun lagi!


Analisis Karakter Tokoh Aku dalam Puisi yang berjudul 'Aku' karya Chairil Anwar

Tentu saja, abjad 'Aku' dalam puisi tersebut, identik dengan sang penyair. Yaitu Chairil Anwar. Yang dikala menulis puisi itu masih sangat muda. Maka dalam memahami abjad tokoh 'Aku' dalam puisi tersebut, tidak sanggup dilepaskan dari konteks Chairil sebagai pemuda, yang hidup di zaman penjajahan Jepang.

Akan tetapi, tentu saja dalam menganalisis abjad tokoh 'Aku' dalam puisi ini, tidak juga dilepaskan dari konteks puisi dalam segi strukturnya. Karena yang sedang dianalisis di sini ialah abjad tokoh dalam karya. Bukan abjad penyairnya.

Berdasarkan pembacaan terhadap puisi tersebut, sanggup dikatakan bahwa tokoh 'Aku' merupakan abjad 'orang' yang mempunyai sifat pantang menyerah, tidak pernah putus asa, bahkan sedikit egois dan punya pandangan hidup yang jauh ke depan.

Untuk lebih jelasnya, penyematan karakter-karakter atau sifat-sifat tokoh 'Aku' dalam puisi di atas akan dijelaskan dengan argumentasi dari dari larik-lariknya.

Tokoh saya tidak sanggup dibujuk. Ketika sudah mempunyai kemauan surut ia berpantang. Terus maju untuk mengejar keinginannya. Dihalangi dengan bujukan dan ditangisi (mungkin oleh keluarganya) tokoh 'Aku' tidak surut. Tampak dalam larik /tak perlu sedu sedan itu/.

Ketika dihalang-halangi dengan kekerasan, digambarkan dengan tembakan. Tokoh 'aku' juga tidak peduli. Dia akan tetap bersuaha mencapai keinginannya. Tergambar dalam larik /biar peluru menembus kulitku// saya tetap meradang menerjang//.

Kedua, abjad tokoh 'aku' dalam puisi ini dalah 'tahan banting'. Masih bekaitan dengan kondisi dan abjad awalnya. Tokoh 'aku' sanggup disebut sebagai tokoh yang siap menderita demi sebuah idealismenya.

Tampak dalam larik: /luka dan sanggup kubawa berlari// berlari//. Dari sini tampak. Tokoh saya 'siap mendapatkan keadaan' meskipun keadaannya sama sekali tidak menyenangkan. Yaitu keadaan terluka dan sakit.

Tokoh saya juga mempunyai abjad yang berpandangan luas, jauh ke depan. Tampak dalam larik: Aku mau hidup seribu tahun lagi!


Semoga analisis abjad tokoh 'aku' dari puisi karya Chairil Anwar ini sanggup memperlihatkan citra yang terang bagi kita untuk sanggup meneladaninya.
KODE IKLAN 300x 250
close
==[ Klik disini 1X ] [ Close ]==
KODE IKLAN DFP 2
KODE IKLAN DFP 2