Jika anda pernah berkunjung ke tempat wonogiri tentu anda sudah sangat tidak gila lagi dengan bendungan yang satu ini, ya waduk gajah mungkur merupakan salah satu waduk yang dikenal sebab merupakan waduk terbesar di Asia tenggara, fungsi utama waduk gajah mungkur ini pada awalnya dipakai sebagai pengendali banjir (Flood Control) yang memakai sistem buka tutup pengairan di sungai bengawan solo dan lalu oleh pemerintah setempat juga difungsikan sebagai sistem irigasi persawahan dan perkebunan masyarakat setempat.
Jika ditinjau secara geografis waduk gajah mungkur ini terletak 7 Km arah selatan Kota Wonogiri sempurna dibagian hilir pertemuan kali Keduang dan dibangun pada tahun 1976, pembangunan waduk gajah mungkur ini memakan waktu kurang lebih 5 tahun yang memakan Luas tempat genangan lebih dari 8.800 ha dan luas tempat yang dibebaskan 90 km2 yang terdiri dari 51 desa di 7 Kecamatan, adapun arsitek dan pekerja construcstion yang membangun waduk ini dikerjakan dengan proteksi konsultan dari Nippon Koei Co, Ltd Jepang.
Selain dipakai sebagai pengendali banjir dan irigasi, waduk gajah mungkur ini juga kabarnya dipakai sebagai Obyek pariwisata yang terpusat disekeliling Waduk Gajah Mungkur. Adapun Obyek wisata yang paling populer yaitu Obyek Wisata Sendang Asri Wonogiri yang menyediakan banyak sekali kemudahan sarana rekreasi menyerupai Budidaya perikanan air tawar, terutama untuk budidaya Karamba Jala Apung ikan nila.
Lebih dari itu pemerintah Indonesia pada tahun 1990 menyarankan semoga pemda Kabupaten wonogiri sanggup memanfaatkan pedoman sungai bengawan solo sebagai pembangkit pedoman listrik, alhasil berkat asosiasi dari pemerintah jepang, kabupaten wonogiri mempunyai Penyediaan tenaga listrik untuk tempat Kabupaten Wonogiri dengan kapasitas maksimum 12,4 MW yang dipakai sebagai penerangan di tempat Kabupaten Klaten, Sukoharjo, Karanganyar, dan Sragen.
Terlepas dari segala kemegahan dan keindahan yang terdapat di waduk gajah mungkur ini ternyata terselip sebuah kisah mitos yang menceritakan mengenai asal undangan waduk gajah mungkur, nah berikut asal undangan waduk gajah mungkur kalau ditinjau dari dongeng rakyat.
Pada zaman dahulu kala ada sebuah kerajaan yang dipimpin oleh seorang raja berjulukan Gajah Madep, ia tidak mempunyai anak melainkan hanya seorang cucu berjulukan Gajah Mego, di usianya yang sudah senja gajah Madep sangat berharap semoga gajah Mego sanggup menggantikan tambuk kekuasannya, namun sebab usia Gajah Mego banyak punggawa istana yang tidak baiklah terutama seorang patih Bernama Gajah mungkur yang menolak keputusan raja Gajah Madep.
Lanjut dongeng sebab dianggap sebagai musuh maka Eyang Sepuh yang merupakan nenek Gajah Madep menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuannya. Eyang Sepuh dengan proteksi kekuatan jahat Bik Birah dukun sakti yang menguasai Ilmu Hitam berusaha mencelakai Gajah Mungkur, tapi sebab proteksi Burung Hantu yang menjadi utusan Ki Batuaji, maka karenanya Gajah Mungkur berhasil lolos dari ancaman yang mengancamnya.
Gajah Mungkur merasa geram kepada raja Gajah Mego yang ingin membunuhnya, alhasil Gajah Mungkur dan Gajah Madep karenanya berkelahi untuk saling membunuh satu sama lain. Dikisahkan kedua orang ini bermetamorfosis menjadi seorang gajah Raksasa ketika mereka berkelahi, pertarungan ini dimenangkan oleh Gajah Mungkur, namun sebab jawaban perkelahian dari dua gajah tersebut yang sama-sama sakti terciptalah sebuah lubang besar, usang kelamaan lubang tersebut terisi air, maka muncullah sebuah waduk yang lalu diberi nama Waduk Gajah Mungkur oleh masyarakat setempat.
KODE IKLAN 300x 250
Jika ditinjau secara geografis waduk gajah mungkur ini terletak 7 Km arah selatan Kota Wonogiri sempurna dibagian hilir pertemuan kali Keduang dan dibangun pada tahun 1976, pembangunan waduk gajah mungkur ini memakan waktu kurang lebih 5 tahun yang memakan Luas tempat genangan lebih dari 8.800 ha dan luas tempat yang dibebaskan 90 km2 yang terdiri dari 51 desa di 7 Kecamatan, adapun arsitek dan pekerja construcstion yang membangun waduk ini dikerjakan dengan proteksi konsultan dari Nippon Koei Co, Ltd Jepang.
Selain dipakai sebagai pengendali banjir dan irigasi, waduk gajah mungkur ini juga kabarnya dipakai sebagai Obyek pariwisata yang terpusat disekeliling Waduk Gajah Mungkur. Adapun Obyek wisata yang paling populer yaitu Obyek Wisata Sendang Asri Wonogiri yang menyediakan banyak sekali kemudahan sarana rekreasi menyerupai Budidaya perikanan air tawar, terutama untuk budidaya Karamba Jala Apung ikan nila.Lebih dari itu pemerintah Indonesia pada tahun 1990 menyarankan semoga pemda Kabupaten wonogiri sanggup memanfaatkan pedoman sungai bengawan solo sebagai pembangkit pedoman listrik, alhasil berkat asosiasi dari pemerintah jepang, kabupaten wonogiri mempunyai Penyediaan tenaga listrik untuk tempat Kabupaten Wonogiri dengan kapasitas maksimum 12,4 MW yang dipakai sebagai penerangan di tempat Kabupaten Klaten, Sukoharjo, Karanganyar, dan Sragen.
Terlepas dari segala kemegahan dan keindahan yang terdapat di waduk gajah mungkur ini ternyata terselip sebuah kisah mitos yang menceritakan mengenai asal undangan waduk gajah mungkur, nah berikut asal undangan waduk gajah mungkur kalau ditinjau dari dongeng rakyat.
Pada zaman dahulu kala ada sebuah kerajaan yang dipimpin oleh seorang raja berjulukan Gajah Madep, ia tidak mempunyai anak melainkan hanya seorang cucu berjulukan Gajah Mego, di usianya yang sudah senja gajah Madep sangat berharap semoga gajah Mego sanggup menggantikan tambuk kekuasannya, namun sebab usia Gajah Mego banyak punggawa istana yang tidak baiklah terutama seorang patih Bernama Gajah mungkur yang menolak keputusan raja Gajah Madep.
Lanjut dongeng sebab dianggap sebagai musuh maka Eyang Sepuh yang merupakan nenek Gajah Madep menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuannya. Eyang Sepuh dengan proteksi kekuatan jahat Bik Birah dukun sakti yang menguasai Ilmu Hitam berusaha mencelakai Gajah Mungkur, tapi sebab proteksi Burung Hantu yang menjadi utusan Ki Batuaji, maka karenanya Gajah Mungkur berhasil lolos dari ancaman yang mengancamnya.Gajah Mungkur merasa geram kepada raja Gajah Mego yang ingin membunuhnya, alhasil Gajah Mungkur dan Gajah Madep karenanya berkelahi untuk saling membunuh satu sama lain. Dikisahkan kedua orang ini bermetamorfosis menjadi seorang gajah Raksasa ketika mereka berkelahi, pertarungan ini dimenangkan oleh Gajah Mungkur, namun sebab jawaban perkelahian dari dua gajah tersebut yang sama-sama sakti terciptalah sebuah lubang besar, usang kelamaan lubang tersebut terisi air, maka muncullah sebuah waduk yang lalu diberi nama Waduk Gajah Mungkur oleh masyarakat setempat.
